Selamat Pagi, Bantaeng

0 komentar

Mentari nampak indah kala cahyanya meredup
Tak peduli pada alam yang meminta sinaran
Lembayung mulai terlukiskan di ujung langit
Menambah gemulainya pantai yang tercipta pagi ini
Di sisi ini hamba merayu
Pada cita yang bergelayut di serambi jiwa
Dipeluk asa yang tak habis pernah
Merubah alam menjadi kias
semburatnya mulai nampak
diperaduan cipta yang Maha Gagah
Menanti wujud pada masa depan yang tertaqdir bahagia
@Marina Beach...Bantaeng

Catatan 18 rabiul akhir 1435 (19 feb 2014)

1 komentar
Bukan kesedihan yang ingin kutorehkan hari ini
karena mengenang kepergianmu dua tahun yang lalu
atau harus kurintihkan kembali kepiluan di jiwa
karena keasingan yang tak biasa kumulai 
bukan itu..

Hari ini..hanya ingin kuutarakan seunggah cinta yang tak pernah berubah
yang selalu menghanyutkan khusyu'ku pada pencipta
yang senantiasa meringankan lisanku dalam doa
yang setiap waktu menghantarku pada sujud penuh asa

Hari ini..hanya ingin kulukiskan sejuta warna yang selalu menerangi
menerangi seluruh hatiku dengan kasih
menerangi setiap langkahku dengan arti
menerangi hari-hariku sebagai saksi
saksi akan warna indah yang dulu engkau cipta bersamaku disini

Hari ini..hanya ingin kusenandungkan lirihan hati yang selalu hadir
hadir mengiringi setiap kata yang kulontarkan untuk kebaikan
hadir merasuki gubahan-gubahan karyaku di jalan Ilahi
hadir walau kuterdiam dan menikmati masa demi masa 
masa yang ntah sampai kapan Dia mengizinkanku didalamnya

Hari ini..hanya itu..
kuingin rentang waktu dua tahun tanpamu
memberiku tetap cinta, warna dan lirih yang selalu ada
dikala dirimu masih ada

Hari ini..hanya itu..
kupastikan engkau tetap selalu ada dalam sujud, doa dan citaku
hingga masa pasti itu pun menghampiriku
karena ia pasti akan datang

Hari ini..hanya pengharapan atas pengampunan Allah atas segala salah
dan kasih sayang-Nya atasmu
disana...
Mama...

Tertulis kembali untuk mamaku -rahimahallahu-
dari anakmu yang merindu dan selalu mencintaimu

Berharap Sahdu Rahmat Ilahi

2 komentar
Berharap pada niscaya
yg memudar dan hampir saja tak nampak
merasuki sendi demi sendi citaku
menggetarkan gemuruh yg mendayu
tetap saja tak berwarna...

Lalu,kuretas ide satu demi satu
menolehkan keramaian yg membisu
ku harus temukan sesuatu
yg akan kutuliskan di lembaranku

Terdiam..ku terpaku
menatapi wajah-wajah sendu nan ayu
mencoba melukiskan asa itu
yah..asa menjadi penulis buku
hanya itu
dan..hanya itu!

Dan hatiku pun beradu
bait demi bait doa yg tertuju
akan karya terbaik walau satu
sepanjang hidup yg terpadu
namun, ridho dan rahmat Yang Maha Tahu
selalu menyertainya sahdu

# Diskusi KJPM, 8 sep @ PDM

Bapakku Hebat!

0 komentar
Kenapa sy mengatakan itu..krn sy bersyukur dijadikan seorg anak dg bapak seperti beliau.Sejak kecil kami anak2nya selalu diajarkan arti kerasnya kehidupan ini,hingga dewasa kami selalu punya bekal u menjalaninya.

Dari beliau kami belajar, bahwa hidup ini harus dihadapi dengan ketegaran hingga tak perlu kami seperti anak2 yg lainnya yg bermanja2 kepada orangtuanya.

Dari beliau kami belajar arti menyanyangi, ditiap keadaan kami diberi tempaan2 agar selalu saling menjaga dan menguatkan sesama saudara.Hingga kami tumbuh dg kebersamaan yg kuat, berjalan bersama dan saling menyokong.

Dari bliau kami belajar arti memaafkan,hingga dalam perjalanan hidup kami selalu harus menyiapkan jiwa besar dan dada yg lapang.

Dari bliau kami menelaah dan meresapi arti sabar yg sebenarnya, menerima tiap taqdir dengan berbaik sangka pada Ilahi.

Semuanya taufiq dr Allah,tp melalui hadirnya bliau..kami semua bisa menjadi seperti ini.

MasyaAllah..Bapakku hebat!Allahu Yahfazhuhu..
 

Sepenggal Kata

0 komentar
Duhai hamba yg Allah taqdirkan mencintaiku..
Mulia dirimu dg rasa kasih di hati
Tak berbilang jasa akan tulusmu memberi
Hanya beralas niat krn Allah dirimu menghampiri
Berkata dan bersikap dr hati nurani

Duhai dirimu yg pun kucintai..
Tak lekang masa kumohon pd Ilahi
Pd ridho dan rahmat yg menyertai
Tuk satukan kt hingga alam setelah mati
Diatas mimbar dan ranjang indah tak terperi

Sepenggal kata kuucapkan kini
"inniy Uhibbukum fillahi"
Terukir dilisan dan hati hingga nanti


(catatan 21 juli 2013)

Duhai Pendemo Sejati..

0 komentar
Duhai saudara/i ku pendemo sejati..penyalur aspirasi..
Sungguh ingin diri ini bertutur terima kasih
Atas keberanian dan semangat yg kau junjung tinggi
Agar masalah bangsa dan negerimu bisa teratasi
Moga tiap niat dan amalanmu telah ternilai

Hanya ingin dirimu tau..
Kami pun penuntut ilmu sepertimu
Juga kaum intelektual layakmu
Tak kehabisan inspirasi dan aspirasi sebagaimana kau
Masalah bangsa pun turut membuat kami jemu

Tapi, agama menuntun kami untuk merindukan majelis ilmu yang damai dan bukan majelis jalan yang ramai

Masyarakat menanti kita yg bersosok hikmah dan bukan bertampang brutal

Yang sikapnya santun dan bukan anarkis

Yang mengayomi dan bukan mengganyangi

Yah..kami mungkin tak seberani dirimu..atau tak se sportif katamu

Kami..penuntut ilmu punya cita untuk berkata..kami penerus bangsa yang cerdas..tanpa perlu mendemonstrasikan di jalan..

Padamu..Yang Selalu Menemani

0 komentar
Hei kamu..yang selalu menemaniku
adalah dirimu tak pernah ada di khayalku atau masaku yang lampau
bahkan di langit kerinduanku tak pernah terlintas wajahmu
dirimu asing bahkan tak pernah kutebarkan doa untukmu
sampai masa dimana taqdir berkehendak dan dirimu menatapku di sana..

Hei, kamu..
tanpa permisi dirimu masuki ruang hidupku
ruang hariku bahkan ruang hatiku
dirimu telah hadir dan tak sanggup lagi kehalau pergi
karena dirimu ada..dan selalu ada menemani

Hei, kamu..
yang selalu berbicara denganku penuh keakraban bahkan tertoreh makna kasih
senyum itu telah memukauku
wajah itu telah mendekati khayal dan keakraban jiwaku

dan..sudahlah..
kuucap terimakasih atas hadirmu
yang selalu ada..menemaniku!

Pun..Pagi Ini!

0 komentar


Mendayu..pada hening alunan alam bersama rintik hujan
Menoreh goresan masa lalu yang berloncatan di ruang akal
Memang hujan selalu beresonansi dengan hati
Tanpa ingin dan tanpa harap
Pun..pagi ini!

Kukatakan…rindu..
Pada buaian kasih yang tak tergantikan
Pada belaian sayang yang tak terperikan
Pada cinta yang tak pernah pupus
Di sini…di ruang bernama hati
Pun..pagi ini!

Kusuarakan..maaf
Untuk kata yang tak kuharap
Untuk sakit yang tak kugarap
Untuk sedih yang kubawa lelap
Untukmu..yang selalu hadir dengan arti yang sigap
Pun..pagi ini!

Semuanya..untukmu
Yang tak kukatakan kecuali dengan asa bersama
Selalu dan selamanya..
Pun..pagi ini!

Catatan Setahun (19 feb)

0 komentar

Bismillah..selasa, 19 feb 2013
genap setahun kepergianmu, bukan waktu yang berlalu begitu saja..lalu terlupakan
tapi masa yang seolah berhenti tak berjalan..dan dirimu tetap ada di sini
tak ada yang meninggalkan kecuali jasadmu saja
cinta dan sejatinya hadirmu tak pernah memudar di sini

Walau tak pernah lagi terucap kata dari lisanmu, yang setiap
waktu menghiasi tiap perjalan hidup kami
tapi, kami yakin bahwa nasehat dan doa selalu teriring di tiap langkah kami kini...
darimu...mamaku tercinta

Tak ingin yang lain!

0 komentar

Bismillah..
Jujur, ntah apa yang terbetik difikirku hingga kutuangkan di tulisan ini. Yang kutahu bahwa terdorong rasa sedih dan kecewa yang sangat, membuatku tak mampu tuk berkata dengan lisan kecuali kembali melemahkan hatiku untuk sebersit rasa yang masih sangat melekat.

Bukan ku ingin menghukumimu sebagaimana mereka menghukummu. Bukan pula kuingin memudahkanmu sebagaimana mereka menganggapmu tak punya arti. Kuingin kau tahu bahwa sebagian hati ini masih untuk mu dan tak kuingin terjadi apapun atasmu kecuali kebaikan yang membuatmu bahagia.

Betul dirimu tak beda dengan kebanyakan orang, dan kau seorang manusia yang tak lepas dari salah dan ketergelinciran. Tapi, andai bisa kita fahami bahwa menuju kesempurnaan itu adalah cita kita bersama. Yang lazim kita bangun dengan keikhlasan dan pengorbanan tak bertepi.

Maka, kukatakan padamu…

Dinda..mengenal sosokmu adalah rahmat Allah atasku, alangkah bahagianya diri ini mengingat dirimu orang pertama yang mengingatkanku akan kesabaran bermuamalah dengan banyak orang. Bahkan kau ajarkan padaku bagaimana berbagi dengan selain diri sendiri.

Tak mampu kugambarkan sedihnya kala kutau dirimu menjauh dari ruang hatiku selama ini, namun tak kunafikan rasa sayang itu masih terjaga disini.di sudut hatiku.

Lalu, ku disentakkan dengan cerita yang menghampiri tanpa ingin kutanyakan asalnya, dirimu ternoda dalam dosa yang tak berwarna kecuali kelam pekat menyesakkan.

Sekian kali kau sangkal tetap ia menyertaimu, semua mata menyorotimu tanpa belas kasih. Seolah apa yang kau lakukan tak pernah dilakukan oleh mereka bahkan sebelum mereka. Terjatuh dan terjerembab pada khilaf tak berujung kecuali maksiat dalam unggahan semu keindahan bernama “cinta”